Beberapa hari lalu
tepatnya hari kamis, pada saat itu ketemu dengan seorang pemudi yang menurut
saya dapat dikategorikan cerdas dan juga nasionalis abis. Pemudi tersebut tidak
ingin untuk disebutkan namanya sebab menurutnya apalah arti sebuah nama yang
paling berarti baginya adalah bagaimana menjadi saluran berkat bagi banyak
orang. Kedengarannya sangatlah simple tapi jika dipahami dengan baik, maka
semua itu terdapat dalam ajaran Mesias, Yesus Kristus. Kasihilah sesamamu
manusia layaknya engkau mengasi diri sendiri. Kasih yang tidak ada batasnya
sangat jarang dimilki oleh orang-orang zaman sekarang.
Pemudi ini kenal dengan
baik dengan saya, mulai dari segala kegiatannya yang selalu dalam pelayanan dan
juga beberapa kegiatan organisasi dan hampir semua dari kegiatannya adalah
bersifat sosial dan berbagi ilmu dengan yang lain. Tujuannya hanyalah ingin
mentransfer energi positif yang dimilikinya kepada teman-teman dan generasi
muda lainnya, bagaimana anak-anak muda zaman sekarang wajib peduli dengan
rakyat, dunia disekelilingnya dan keluarga. Kegiatan yang sangat mulia ini menurut
saya sangatlah baik jika pemuda-pemudi yang lainnya sama seperti ini orang,
saya yakin 10 tahun kedepan bangsa Indonesia tanah air yang kita cintai ini
akan lebih baju dan mungkin akan menjadi poros pergerakan dunia.
Dia berkata dengan
mengutip salah satu isi Kitab Amsal “Hai pemalas Belajarlah kepada semut,
perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak, biarlah tidak ada pemimpinnya
pengaturnya atau penguasanya dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen. Hai pemalas
berapa lama lagi engkau akan berbaring.? Bilakah engkau akan bangun dari
tidurmu.?” Sebuah kalimat yang sangat memotivasi untuk selalu melakukan hal-hal
yang positif tanpa menunggu arahan dari siapapun. Sebab manusia adalah mahluk
yang sangat mulia diberikan akal juga pikiran untuk dapat membedakan yang baik
dan yang buruk.
Namun kenyataan banyak
manusia tidak memahami betapa mulia dirinya. Kenapa hal ini bisa terjadi.? Ya karena
mereka tidak mengenal dengan sangat mendalam Sang Pencipta dan tidak bersahabat
dengan Alam yang Sang Pencipta titipkan kepada manusia. Untuk mengenal Sang
Pencipta dengan intim maka sering lah membaca dan memahami ajarannya lalu
kemudian implementasikan dengan baik. Ya betul...terkadang ini juga sangatlah
susah.. namun lebih susah jika tidak pernah ada niatan untuk berubah ke hal
yang lebih baik. Sampai kapan anda akan berubah, apa menunggu sampai Tua,
menunggu sampai memutih rambut atau menunggu ketika nafas kehidupan akan
berhenti. Percayalah itu akan sia-sia. Tidak kata nanti yang ada hanyalah Do it
now.!
Kemudian ada satu hal
yang saya juga belum temukan jawaban dari pertanyaan si pemudi tadi. “Bahwa kenapa
ya Mba Mey orang yang baik itu selalu dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak
bertanggungjawab.?” Mendengar pertanyaan pemudi tadi, saya pahami bahwa pemudi
ini sudah sering juga dimanfaatkan oleh mereka yang mungkin kurang bertanggungjawab,
dimanfaatkan kebaikannya, ketulusannya, juga semangat juang tanpa pamrih dalam
berbagi dan mencerdaskan generasinya. Saya hanya menyampaikan bahwa terkadang
kita juga perlu tegas dan bersikap bijaksana melihat hal itu. Pahami terlebih
dahulu reaksi-aksinya setelah itu baru memberi tindakan yang sifatnya tidak
menjatuhkan tapi lebih kepada kebaikan satu dengan yang lain.
“Tidak ada musuh yang
abadi yang ada hanyalah kepentingan sesaat” Meiniwan Halawa.
0 komentar:
Posting Komentar