Berpikir Kedepan Tapi JASMERAH

Rabu, 02 November 2016

PANCASILA DIMATA GENERASI MUDA

Diskusi 29 October 2016, di Yayasan Aku Dan Sukarno
Menyambut Hari Sumpah Pemuda tentunya sangat erat dengan semangat juang Pemuda, tak heran kita menjumpai begitu banyak kegiatan dalam memperngati hal tersebut. Artinya secercah semangat itu masih dimiliki oleh anak-anak muda, Sukarno pernah mengingatkan kita bahwa ‘Berikan aku 10 anak muda maka akan kuguncang dunia dan berikan aku 1000 orang tua akan kucabut semeru dari akarnya’. begitu dasyatnya seorang pemuda atau pemudi yang tahu akan tugas dan tanggungjawabnya sebagai generasi penerus bangsa, mengetahui hakikat seutuhnya dari seorang pemuda, yang mungkin dapat dilihat ataupun ditemukan dalam diri seorang Sukarno muda.
Dalam zaman sekarang kecanggihan teknologi dan kemajuan peradaban kian hari kian tidak menentu arahnya, sebagian pemuda juga mulai melupakan tanggungjawabnya sebagai agent of control dan agent of change di bangsa ini, landasan dalam menjadi agent of change dan angen of control adalah Pancasila yang merupakan dasar Negara Indonesia merdeka dan Filsafah bangsa. Tak  heran jika saya pun mulai meyaksikan adanya perubahan paradigma sebagian anak-anak muda saat ini khususnya diera kemajuan teknologi yang sangat bebas. Seharusnya kemajuan teknologi tidak berdampak negative jika pemuda yang  didalamnya telah memiliki pedoman yang kuat, katakanlah itu Pancasila. Namun kenyataan ini malah terbalik! saya menemukan begitu banyak kasus yang diperbuat atau dipelopori oleh anak muda itu sendiri.
Seharusnya tahun 1998 adalah kebangkitan pemuda dalam mengkawal bangsa ini mencapai suatu negara yang merdeka seutuhnya, sembari menyempurnakan hal-hal dasar seperti yang Bung karno katakan dalam pidato 1 Juni 1945 ‘Jembatan’ diseberang jembatan, jembatan emas, disinilah kita dengan leluasa menyusun masyarakat Indonesia Merdeka yang gagah,kuat,, sehat, kekal dan abadi. Namun lagi-lagi setelah 1998 pemuda kembali memblunder dengan kebebesan yang tidak terkontrol, mulailah terlihat pemuda-pemuda individualism, materialism dan sampai sekarang hedonism.
Dalam kondisi seperti ini pedoman Negara Indonesia sekaligus falsafah bangsa yakni Pancasila harus terus didengungkan ketelinga anak-anak muda. Kita melihat bahwa banyak negeri-negeri yang merdeka dan banyak di antara negeri-negeri yang merdeka itu berdiri diatas ‘waltanschauung’. Hitler mendirikan Jermania di atas ‘national-sozialistische Weltanschauung’ falsafat nasional-sosialisme telah menjadi dasar negera Jermania yang didirikan oleh Adolf Hitler. Demikian juga lenin mendirikan Negara Sovyet di atas satu ‘Weltanschauung’ yaitu Marxistische, Historisch-Materialistiche Weltanschauung. Ibn Saud mendirikan Negara Saudi Arabia diatas satu ‘Weltanschauung’ bahkan diatas satu dasar agama, yaitu Islam.
Mendirikan Indonesia merdeka kita hendak mendirikan suatu Negara ‘semua  buat semua’ bukan buat satu orang, bukan buat satu golonngan, baik golongan bangsawan, maupun golonngan yang kaya. Maka Sukarno mengatakan dasar pertama yang baik dijadikan dasar buat Negara Indonesia ialah dasar kebangsaan yakni Kebangsaan Indonesia. Bukan berarti satu kebangsaan dalam arti yang sempit   tetapi satu nationale staat diatas kesatuan bumi Indonesia dari ujung Sumatra sampai Irian. Yang kedua kekeluargaan bangsa-bangsa ‘Internasionalisme’ atau perikemanusiaan. Internasionalisme dan bukan kosmopolitisme yang tidak mau akan adanya kebangsaan.  Internasionalisme akan hdup subur jika didalam buminya nasionalisme. Nasionalisme tidak dapat hidup subur kalau tidak dapat hidup dalam taman sarinya internasionalisme. Jadi kedua hal ini sangatlah  erat satu sama lain. Yang ketiga Mufakat- atau demokrasi. Dengan cara mufakat kita perbaiki segala hal jaga keselamatan agama, yaitu dengan jalan pembicaraan atau permusyawaratan di dalam badan perwakilan rakyat. Yang keempat adalah Kesejahteraan Sosial. Didalam Indonesia merdeka tidak ada kemiskinan. Dan yang kelima adalah Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bukan hanya saja bangsa Indonesia bertuhan tetapi masing-masing orang Indonesia hendaknya bertuhan, Tuhannya sendiri yang Kristen menyembah Tuhannya menurut petunjuk Isa Almasih dan begitu halnya dengan Kepercayaan yang lain. Marilah kita amalkan jalankan agama baik yang  Kristen maupun islam dan kkeyakinan lainnya dengan cara yang berkeadaban. Itulah yang sampai sekarang kita kenal dengan sebutan Pancasila. Sila artinya asas atau dasar diatas kelima dasar itulah kita mendirikan Negara Indonesia kekal dan abadi.
Maka sebagai generasi muda penerus bangsa, seyogyanya dalam bertuturkata bertingkahlaku dan bertindak hendaknya sesuai dan mencerminkan Pancasila sebagai dasar pedoman bermasyarakat yang baik dalam sebuah Negara yang merdeka.!.
Dengan begitu pemuda tidak mudah tergoyangkan dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai agent of control dan agent of change di Indonesia. Juga tidak mudah dipolitisir hanya karena kepentingan sesaat dan golongan. Juga tidak akan menjadi penghancur keutuhan Negara yang berdaulat. Bersatu dan terus bersatu…Merdeka..!!! Merdeka!!! Merdeka!!!! (Meiniwan Halawa)


Share:

0 komentar:

HOT TOPIC

Recent Posts

Unordered List

Pages

Theme Support