Anies berpidato di Balai Kota DKI. (Kanavino Ahmad Rizqo/detikcom) |
-
Sekilas Saja
Hidup adalah tujuan untuk Mengikuti Kristus.Bekerja bagiku adalah Hobi.Belajar adalah suatau kesenangan.,
-
SIAPA IDOLA-Mu..?
Sering sekali kalimat ini dilontarkan oleh para motivator diluar sana kemudian banyak tanggapan bermunculan mulailah keluar nama-nama artis,
-
Hakikat Pemuda dalam Menyikapi Isu SARA di DKI Jakarta.
Bulan oktober 2016 menjadi saksi kejadian yang membuat heboh seluruh jagat raya dan terkhusus masyarakat DKI Jakarta.
-
Yayasan Aku Dan Sukarno
YADS adalah wadah bagi para insan sukarnois, pemerhati Sukarno, pengkaji ajaran Sukarno, para penapak-jejak sejarah Sukarno yang ingin berkarya dan belajar dari para pendiri Bangsa seperti Sukarno.
-
Tips “Fashion” yang Wajib Diketahui Semua Wanita
wanita adalah seorang yang paling peduli dengan pakaian yang hendak digunakan alam berbagai kegiatan, kekantor hangout bareng teman, pesta atau kegiatan resmi lainnya
Selasa, 17 Oktober 2017
PIDATO SONTOLOYO ANIES BASWEDAN
Unknown10/17/2017 11:48:00 PManies-sandi, inpres26tahun1998, islam, isu, nasionalisme, news, NKRI, pemimpin. jakarta, persatuan, pidato, pilkadadki, politik, pribumi, SARAH, Sukarno, terkini, tokoh, Trending, uno
Tidak ada komentar
PIDATO SONTOLOYO ANIES BASWEDAN
Anies Baswedan usai sertijab tanggal 16 OKTOBER 2017 menyampaikan pidato politik pertamanya di depan Balai Kota, disaksikan oleh warga DKI yang datang menyambut gubernur baru DKI Jakarta 2017-2022 ini.
Adapun isi pidato Anies yang dikutip oleh detik.com 16 0ktober 2016 “Dulu kita semua pribumi ditindas dan dikalahkan. Kini telah merdeka, kini saatnya menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Jangan sampai Jakarta ini seperti yang dituliskan pepatah Madura. Itik telor, ayam singerimi. Itik yang bertelor, ayam yang mengerami. Kita yang bekerja keras untuk merebut kemerdekaan. Kita yang bekerja keras untuk mengusir kolonialisme. Kita semua harus merasakan manfaat kemerdekaan di ibu kota ini. Dan kita menginginkan Jakarta bisa menjadi layaknya sebuah arena aplikasi Pancasila”.
Dalam pidato Anis tersebut menurut saya tidaklah pantas memaknai pribumi dalam arti sempit seperti itu. Siapakah pribumi,? siapakah kolonial.?
Saya melihat dalam kontek pidato tersebut anies mencoba memberi batas-batas warganya. “kini saatnya menjadi tuan rumah di negeri sendiri”.. pertanyaan selanjutnya apakah pemimpin sebelumnya adalah bukan tuan rumah di negeri sendiri..? apakah pemimpin sebelumnya bukanlah pribumi, atau mungkin pemimpin sebelumnya adalah kolonial?. Dalam konteks pidato Anies mencoba memberi pemahaman kepada warga bahwa : pemimpin sebelumnya adalah berasal dari kolonial dan bukan bagian dari pribumi yang menjajah warga DKI saat itu, sehingga muncullah Anies sebagai sosok pribumi yang mengusir kolonialisme di DKI.?
Seorang gubernur adalah sosok yang menjadi panutan kepada semua element masyarakat, tidak megkotak-kotakkan warganya, tidak memecah belah kesatuan warga dengan kepercayaan dan kesukuan. Lalu Siapa kah pribumi yang dimaksud dalam kontek pidato tersebut apakah mereka jawa, apakah mereka batak, apakah mereka china. Lalu siapakah kolonial yang dimaksud dalam konteks pidatonya: apakah mereka china, apakah mereka jawa, apakah mereka arab yang sedang mempimpin DKI sekarang atau sebelumnya.? pertanyaan-pertanyaan ini muncul akibat dari pidato sontoloyo tersebut.
Makna pribumi menurut Ir.Soekarno saat itu adalah: adalah kaum marhaen, kaum marhaen adalah mereka yang memiliki bangsa indonesia, mereka yang memiliki tanah alat produksi namun bukan mereka yang menikmati hasilnya. Kaum marhaen adalah mereka yang tertindas dan mencita-citakan kemerdekaan melalui kesatuan dan persatuan yang dilandasi oleh kecintaan kepada ibu pertiwi yakni nasionalisme. Nasionalisme tidak lagi dibatasi oleh suku, bahasa, agama, namun semua menjadi satu yakni Indonesia.
Pidato Anies ini memberikan dampak negative didalam masyarakat lahirnya kembali stigma bahwa kaum pribumi adalah hanya mereka (jawa, batak, sunda) dan sebagai kemudian kolonial adalah mereka yang “bukan indonesia” seperti “China”. timbulnya stigma bahwa selain dari kaum pribumi adalah “penjajah”.
Selain mengkotak-kotakkan warga DKI Anies Baswedan juga melanggar Intruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 1998: “Menghentikan Penggunaan Istilah pribumi dan Non Pribumi”. Instruksi itu menyatakan bahwa dalam setiap kegiatan pemerintahan dilarang menggunakan istilah pribumi dan non pribumi. Ini berarti aktor pemerintahan adalah mereka yang seharusnya memberikan perlakuan dan pelayanan yang sama setara kepada warga Negara Indonesia, dalam hal ini warga DKI Jakarta.
Kampanye sudah selesai, kompetisi telah usai, kini saatnya membulatkan tekad membangun DKI Jakarta menuju kesejahteraan dan keadilan sosial, dengan semangat gotong royong sebagaimana cita-cita luhur bersama para pendiri bangsa negara yang termaktub dalam UUD 1945 dan Pancasila sebagai dasar NKRI.
Kampanye telah usai kini saatnya mengokohkan persatuan dan kesatuan. Tidak memecahbelah kesatuan hanya untuk kepentingan politik semata ataupun kepentingan politik kelompok. Kini saatnya merealisasikan program kerja yang telah dijanjikan kepada warga untuk kemajuan dan kemakmuran warga Khususnya Jakarta.
Rabu, 07 Desember 2016
Jangan Takut Aku Bersamamu.
Aku berjalan bersama Tuhan, tetapi ketika aku
melihat jalan didepanku aku menjadi ragu dan gentar. Namun, Tuhan berkata dengan lembut.
‘Jangan takut, ditengah badai,
diantara kegelapan, dalam lembah kekelaman sekalipun, Aku bersamamu.
Aku mulai melangkah lebih jauh
bersama Tuhan dan melihat sungai yang besar terbentang di hadapanku. Aku mulai
putus asa dan berhenti berjalan. Namun, Tuhan berkata sambil mengulurkan
tanganNya;
‘jangan takut, taka da yang
mustahil bagiKu, semua dapat Ku lakukan untukmu, Sungai kemustahilan adalah
sungai pengharapan dan sukacita di dalamku, Percayalah, Aku bersamamu’
Aku berlari sepanjang jalan
kehidupan lalu bertemu dengan seseorang yang tampak duduk terengah-engah. Lalu Tuhan
memintaku menghampirinya. Ternyata orang tersebut sudah tidak sanggup berlarilagi, tiba-tiba Tuhan memintaku lagi untuk
menopangnya dan berlari bersamanya. Aku menolak dan berkata aku merasa tidak
sanggup, aku tidak memiliki apapun untuk dapat menolong orang ini. Namun, Tuhan
memegang pundakku dan berkata;
‘Jangan takut, Aku selalu
menyediakan apa yang kau perlukan, lakukan saja bagianmu, kau memiliki Aku dan
itu lebih dari cukup, Ingatlah Aku selalu bersamamu’.
Dalam setiap langkah kehidupanku,
terdengar suara Tuhan berkata dengan penuh kasih;
‘Jangan takut memulai sesuatu
dari kegagalan masa lalu, jangan takut untuk memberikan ‘air’ bagi orang lain
walaupun kau tengah berada di padang gurun kehidupan, Jangan takut untuk
memulai bertindak bagi kebenaran, jangan takut akan pendapat buruk orang lain
tentangmu, Jangan takut Kuatkankanlah dan teguhkanlah hatimu, Aku akan selalu
bersamamu’
Senin, 21 November 2016
SOEKARNO BUKAN KOMUNIS
SOEKARNO BUKAN KOMUNIS
(Marhaenisme, Sosialisme, dan Komunisme)
Diskusi malam itu memacu semangat saya menuliskan mengenai idelogy
Soekarno (Marhaenisme, Sosialisme, dan Komunisme), sebab masih ada dari kalangan
teman-teman mahasiswa yang kadang-kadang terbalik mengartikan pemikiran
Soekarno ini, bahkan masih ada yang mengatakan Soekarno Komunis dan sebagainya.
Semoga penjelasan singkat saya ini akan membantu, sebab saya juga masih banyak
belajar, hehehehe
Soekarno telah memiliki suatu konsep ideology politik yang disebut
dengan sosionasionalisme. Dalam suratnya “fikiran Ra’jat” tahun 1992,
yaitu nasionalisme masyarakat yang timbul dari keadaan-keadaan yang
nyata dari masyarakat. Jadi nasionalisme yang dimaksud bukan
nasionalisme “ngalamun”, bukan nasionalisme “kemenyan” bukanlah nasionalisme
“melayang” tetapi nasionalisme yang dengan kedua kakinya berdiri
didalam masyarakat. Betul bahwa tidak dipungkiri Soekarno mengilhami
ideology tersebut dari Karl Marx dan Lenin dengan memberi warna baru, perbedaan
sosio nasionalisme dengan sosialisme terletak pada basis massanya, dimana
sosialisme berbasiskan kaum buruh, sedangkan sosio nasionalisme
berbasiskan kaum tani, hal ini dikarenakan pada masaa itu masyarakat Indonesia
mayoritas agraris. Dimana pemikiran marx dan lenin telah direvisi oleh Soekarno
secara umum. Dimana eksistensi kaum buruh (proletar) dalam teori marx dan lenin
kemudian tergantikan dengan kaum tani (sebagai kaum marhaen) sebagai bassis
kekuatan konsep sosio-nasionalisme Soerkano.
Disini bukan perbedaan faham antara marhaen dan proletar, bahwa:
marhaen bukanlah kaum proletar saja, tetapi ialah kaum proletar dan kaum tani
serta kaum melarat Indonesia lainnya. Didalam perjuangan bersama dari ketiga
tadi kaum proletarlah yang mengambil bagian paling besar. Sebab kaum
proletarlah yang kini lebih hidup didalam ideology modern, kaum proletarlah
yang dipakai sebagai kalssen lebih langsung terkenai oleh kaplitalisme, kaum
proletarlah yang lebih mengerti akan segala-galanya kemodrenan sosio
nasionalisme dan sosio demokrasi.
Sangatlah kurang benar ketika Soekarno dikatakan penganut komunis,
hanya memang benar bahwa Soekarno telah melakukan revisi pemikiran dari Marx
dan lenin, selain itu terdapat perbedaan mencolok antara faham komunisme dengan
faham sosialisme, dimana didalam komunis berfikir dalam rangka kelas dan
pertentangan kelas, maka sosialisme berfikir dalam kerangka mayoritas dalam
parlemen.
Marhaenisme, Sosialisme, dan Komunisme
Pemikiran Soekarno berangkat dari satu point central yakni
kebenciannya terhadap kapitalisme, imperialisme, kolonialisme, namun ia lebih
toleransi kepada musuh-musuhnya kapitalisme, imperialisme, dan kolonialisme,
dalam rangka memerangi itu Soekarno mencoba menggabungkan tiga aras piker
ideologis utama yang berkembang pada waktu itu yakni islam, nasionalisme dan
komunisme, konsep tersebut dikenal dengan sebutan Nasakom. Tiga aras pemikirannya ini disebabkan
atas kedekatannya terhadap H.O.S tjokroaminoto seorang tokoh syariat islam
Surabaya, semangat anti kolonialisme yang melahirkan semangat nasionalisme,
serta kekagumannya terhadap teori perubahan yang ditawarkan lenin dan marx.
Kondisi pada saat itu jelas bahwa ideology komunisme merupakan
ideology kekuatan dunia dalam mendobrak belenggu aristokrasi dan merupakan
lawan paling ampuh dalam menumbangkan regim kapitalisme dunia. Dengan melihat
revolusi Bolshevik 1917 di rusia, yang mengantarkan kemenangan kaum Bolshevik
dibawah pemimpinan Vladimir illich lenin, telah mengilhami Soekarno bahwa
persatuan masyarakat terutama rakyat melarat merupakan senjata paling utama
untuk melawan segala macam regim yang menindas hak-hak rakyat. Termasuk
regim kolonialisme dan imperialism benlanda.
Keberhasilan revolusi Bolshevik pada tanggal 1 oktober 1917 dirusia
para penganut marxisme diseluruh duni menyuarakan agar keberhasilan tersebut
dapat diikuti revolusi dunia. Lenin menyuarakan bahwa untuk tercapainya
revolusi dunia hendaknya didirikan partai komunisme ditiap negara. Seruan lenin
ini makin memperparah SI ditanah air terlihat dengan kongres Nasional VI SI
bulan Oktober 1921 disurabaya. Faksi komunis yang dipimpin oleh Tan Malaka dan
Semaon berusaha mengendalikan dan menguasai jalannya konggres, tetapi usaha
mereka ini ditentang oleh salah seorang tokoh SI yaitu, H. Agus Salim menjawab
semua argument Tan Malaka dan Semaoen dengan mengatakan bahwa nabi Muhammad SAW
sudah mengajarkan sosialisme sejak seribu dua ratus tahun yang lalu (Anonimus
1994:hal 7-11). Sejak itulah muncul embrio partai komunis Indonesia.
Pada bagian tulisan Soerkarno juga menyoroti apa yang terjadi
didalam tubuh SI secara eksplisit. Menurutnya, pergerakan berhaluan
nasionalisme, mengingkari pergerakan marxisme di Indonesia ini mengingkari
sifat pergerakan yang berasaskan islam. Kaum marxis ini rupanya ditujukan
kepada Tan malaka dan Semaoen, yang dianggapnya sebagai telah memulai
pertengkaran terhadap sesama kawan, yang secara politis menurut Soekarno sebagi
upaya untuk mengubur rasa cinta tanah air, nasionalisme dan paham keagamaan,
berdasarkan keadaan ini Soekarno mencoba memberi tawaran alternative baru bagi
wadah pergerakan Perjuangan Nasional Indonesia. Pada tanggal 4 juli1927 Soekarno
mendirikan partai Nasional Indonesia (PNI) yang diproyeksi sebagai sarana untuk
mewujudkan kemerdekaan Indonesia, dengan alasan-alasan sebagai berikut: pertama
karena pada saat itu dalam pengambilan kekuasaan dibidang kenegaraan atau
pemerintah hanya dapat dilakukan melalui sarana partai politik. Kedua: istilah
nasional berasal dari kata nation yang berarti secara umum bangsa bernegara
berbangsa dalam pengertin ikatan kenegaraan yang demikian ini untuk
membedakannya dengan pengertian bangsa dalam ikatan atau pertalian keturunan.
Ketiga: istilah Indonesia untuk menunjukkan kepada gugusan kepulauan yang
terletak di timur india, yang berhubungan dengan istilah Indonesia yang
diciptakan oleh seorang ilmuan jermanAldoft Bastian.
Karena PNI ini diduga akan melakukan pemberontakkan pada awal tahun
1930, maka pada tanggal 24 Desember 1929 Soekarno, Soeprianinata, Gatot mangkupraja
dan Maskun dicuduk oleh aparat pemerintah kolonial belanda. Soekarno dijatuhkan
4 tahun penjara, namun kerena mendapat keringan pada bulan desember 1931 ia
sudah dibebaskan. Dalam pidato pembelaannya yang diberi judul “Indonesia
menggugat” yang dibacakan didepan hakim kolonial bandung, dimana Soekarno
menyebutkan keyakinan bahwa syarat yang amat penting untuk perbaikan kembali
semua susunan pergaulan hidup Indonesia itu ialah kemerdekaan nasional. Oleh
karena itu semua usaha bangsa Indonesia ditujukan kearah kemerdekaan nasional itu.
Namun hal itu berlainan dengan partai yang lain, yang mengatakan perbaiki dulu
rumah tangga nanti kemerdekaan itu akan datang sendiri, sedangkan PNI
menegaskan petingnya kemerdekaan nasional untuk diusahakan terlebih dahulu,
sebab baru dengan kemerdekaan nasional itulah rakyat akan bisa memperbaiki
rumah tangganya dengan tidak terganggu yakni dengan sesempurna-purnanya.
Perbedaan sikap politik ini berdampak dalam tubuh PNI kemudian pecah menjadi
dua. Mr. sartono kemudian mendirikan partai Indonesia (Partindo) sedangkan yang
tidak setuju dengan Mr sartono mendirikan pendidikan nasional Indonesia yang
dikenal dengan PNI baru yang dipelopori oleh sutan syahrir. Mr. sartono
menyerahkan tumpuk pimpinan PARTINDO kepada Soerkarno, sedangkan Sutan
syhahrir mengangkat Drs. Moh. Hatta sebagai ketua PNI baru.
Pada masa partindo inilah istilah marhaenisme mulai mendapatkan
tempat luas, dimana mulai mendapatkan konferensinya tahun 1933 dikota mataram,
patindo telah mengambil keputusan tentang marhaen dan marhaenisme yang isinya
adalah sebagi berikut:
- Marhaenisme, yaitu sosio nasionalisme dan sosio demokrasi
- Marhaen, yaitu kaum proletar Indonesia, kaum tani Indonesia yang melarat dan kaum melarat Indonesia lainnya.
- Partindo memakai perkataan marhaen dan bukan proletar, oleh karena perkataan proletar sudah termaksud didalam perkatan marhaen, dan oleh karena perkataan proletar itu bisa juga diartikan bahwa kaum tani dan lainnya kaum melarat tidak termaksud didalamnya
- Karena partindo berkeyakinan, bahwa didalam perjuangan kaum melarat Indonesia lainnya yang harus menjadi elemennya, maka partindo memakai perkataan marhaen itu
- Didalam perjuangan marhaen itu maka partindo berkeyakinan, bahwa kaum proletar mengambil bagian yang besar sekali
- Marhaenisme adalah azaz yang menghendaki susunan masyarakat dan susunan negeri yang didalamnya segala halnya menyelamatkan marhaen
- Marhaenisme adalah pula cara perjuangan untuk mencapai susunan masyarakat dan susunan negeri yang demikian itu, yang oleh karenanya ada cara perjuangan yang revolusioner
- Jadi merhaenisme adalah: cara perjuangan dan azaz yang menghendaki hilangnya tiap-tiap kapitalisme dan imperialisme
- Marhaenisme adalah tiap-tiap orang bangsa Indonesia, yang menjalankan marhaenisme.
Disini terlihat adanya kesaaman dan perbedaan antara konsep
komunisme dan marhaenisme. Kesamaanya terletak pada perumusan terhadap apa yang
disebut sebagai kapitalisme, imperialisme dan kolonialisme. Keduanya sama-sama
melihat arti penting kaum marginal dan metode perlawanannya. Keduanya memiliki
sifat popolis yang lebih mengedepankan aspek kebersamaan.
Sementara
itu perbedaan antara komunisme dan marhaenisme ialah, komunis menandakan suatu
tipe masyarakat dimana kekayaan diserahkan kepada komunitas,dan tiap-tiap warga
masyarakat bekerja untuk kebaikan bersama menurut kemampuannya dan diberi upah
sesuai kebutuhannya. Banyak komunitas kecil komunis dimasa lalu mendapat ilham
dari prinsip2 keagamaan, seperti yang bisa kita lihat di amerika latin dengan
teologi pembebasannya. Einstain secara tegas membedakan pola perjuangan
komunisme dengan sosialisme. Kumunisme cendrung menggunakan cara-cara radikal
revolusioner dengan jalan memelihara dan melakukan suatu management konflik
semaksimal mungkin, komunisme kemudian memberi arti penting pada istilah
kontradiksi kelas dan konfrontasi. Sedangkan sosialisme cendrung mencoba jalan
“damai” melalui saluran konstitusioanal dalam parlemen. Cara-ara inilah yang
dipakai dalam ideology sosialisme yang coba diterapkan Soekarno dalam rangka
merebut kemerdekaan Indonesia. (Meiniwan Halawa)
Jumat, 11 November 2016
BELAJARLAH KEPADA SEMUT.!
Beberapa hari lalu
tepatnya hari kamis, pada saat itu ketemu dengan seorang pemudi yang menurut
saya dapat dikategorikan cerdas dan juga nasionalis abis. Pemudi tersebut tidak
ingin untuk disebutkan namanya sebab menurutnya apalah arti sebuah nama yang
paling berarti baginya adalah bagaimana menjadi saluran berkat bagi banyak
orang. Kedengarannya sangatlah simple tapi jika dipahami dengan baik, maka
semua itu terdapat dalam ajaran Mesias, Yesus Kristus. Kasihilah sesamamu
manusia layaknya engkau mengasi diri sendiri. Kasih yang tidak ada batasnya
sangat jarang dimilki oleh orang-orang zaman sekarang.
Pemudi ini kenal dengan
baik dengan saya, mulai dari segala kegiatannya yang selalu dalam pelayanan dan
juga beberapa kegiatan organisasi dan hampir semua dari kegiatannya adalah
bersifat sosial dan berbagi ilmu dengan yang lain. Tujuannya hanyalah ingin
mentransfer energi positif yang dimilikinya kepada teman-teman dan generasi
muda lainnya, bagaimana anak-anak muda zaman sekarang wajib peduli dengan
rakyat, dunia disekelilingnya dan keluarga. Kegiatan yang sangat mulia ini menurut
saya sangatlah baik jika pemuda-pemudi yang lainnya sama seperti ini orang,
saya yakin 10 tahun kedepan bangsa Indonesia tanah air yang kita cintai ini
akan lebih baju dan mungkin akan menjadi poros pergerakan dunia.
Dia berkata dengan
mengutip salah satu isi Kitab Amsal “Hai pemalas Belajarlah kepada semut,
perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak, biarlah tidak ada pemimpinnya
pengaturnya atau penguasanya dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen. Hai pemalas
berapa lama lagi engkau akan berbaring.? Bilakah engkau akan bangun dari
tidurmu.?” Sebuah kalimat yang sangat memotivasi untuk selalu melakukan hal-hal
yang positif tanpa menunggu arahan dari siapapun. Sebab manusia adalah mahluk
yang sangat mulia diberikan akal juga pikiran untuk dapat membedakan yang baik
dan yang buruk.
Namun kenyataan banyak
manusia tidak memahami betapa mulia dirinya. Kenapa hal ini bisa terjadi.? Ya karena
mereka tidak mengenal dengan sangat mendalam Sang Pencipta dan tidak bersahabat
dengan Alam yang Sang Pencipta titipkan kepada manusia. Untuk mengenal Sang
Pencipta dengan intim maka sering lah membaca dan memahami ajarannya lalu
kemudian implementasikan dengan baik. Ya betul...terkadang ini juga sangatlah
susah.. namun lebih susah jika tidak pernah ada niatan untuk berubah ke hal
yang lebih baik. Sampai kapan anda akan berubah, apa menunggu sampai Tua,
menunggu sampai memutih rambut atau menunggu ketika nafas kehidupan akan
berhenti. Percayalah itu akan sia-sia. Tidak kata nanti yang ada hanyalah Do it
now.!
Kemudian ada satu hal
yang saya juga belum temukan jawaban dari pertanyaan si pemudi tadi. “Bahwa kenapa
ya Mba Mey orang yang baik itu selalu dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak
bertanggungjawab.?” Mendengar pertanyaan pemudi tadi, saya pahami bahwa pemudi
ini sudah sering juga dimanfaatkan oleh mereka yang mungkin kurang bertanggungjawab,
dimanfaatkan kebaikannya, ketulusannya, juga semangat juang tanpa pamrih dalam
berbagi dan mencerdaskan generasinya. Saya hanya menyampaikan bahwa terkadang
kita juga perlu tegas dan bersikap bijaksana melihat hal itu. Pahami terlebih
dahulu reaksi-aksinya setelah itu baru memberi tindakan yang sifatnya tidak
menjatuhkan tapi lebih kepada kebaikan satu dengan yang lain.
“Tidak ada musuh yang
abadi yang ada hanyalah kepentingan sesaat” Meiniwan Halawa.
Kamis, 03 November 2016
Peran Pers Dalam Penanaman Nilai Pancasila
MEINIWAN HALAWA (KIRI) , KUSAIRI (TENGAH) DAN DHEA PRAKASA YUDHA (KANAN) SAAT DISKUSI BERLANGSUNG |
Forum Jurnalis Bekasi (Forjas) menggelar diskusi publik dengan tema “Peran Pers dalam Penanaman Nilai Pancasila” di Taman Kota, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jumat (28/10) malam.
Hadir sebagai pembicara Dhea Prakasa Yudha selaku pendiri Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) dan Meiniwan Halawa, Ketua Yayasan Aku dan Sukarno (YADS).
Diskusi yang dimulai sejak pukul 21.00 hingga 23.00 WIB tersebut dipandu langsung oleh Kusairi selaku Pimpinan Redaksi Indopetronews.com.
Dalam kesempatan tersebut, Meiniwan Halawa sebagai salah satu pembicara menyinggung posisi Pancasila di tengah-tengah generasi muda yang sudah mulai dilupakan.
Menurutnya, pemuda hari ini sudah mulai abai terhadap nilai-nilai Pancasila. Contoh paling update kata dia, pemuda banyak terpancing dalam konflik suku, agama, ras dan antargolongan (SARA).
“Pancasila mengajarkan persatuan, rasa saling menghargai. Jika pemuda terjebak dalam isu SARA, artinya pemuda lupa terhadap nilai-nilai Pancasila,” kata Meini.
suasana Dikusi |
Sementara Dhea Prakasa Yudha mengatakan, pers tidak bisa lepas dari Pancasila itu sendiri.
“Dalam pers terkandung nilai-nilai demokrasi, kebenaran, yang itu juga terkandung dalam Pancasila. Semua kembali kepada para pelaku media itu sendiri,” kata dia.
Yudha juga mengatakan, jurnalis bisa ikut berperan dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila. Terlepas bahwa media hari ini lebih berorentasi kepada bisnis serta kepentingan pemilik modal.
“Mudah saja bagi rekan-rekan jurnalis. Selama kalian taat dengan kode etik jurnalistik tentu tidak akan susah kita menulis apapun. Karena kode etik memberikan kesemapatan, memberikan jaminan bagi kita sebagai jurnalis untuk menulis,” tandasnya.
Anggota DPRD Kota Bekasi, Haeri Parani yang kebetulan hadir dalam diskusi mengatakan, sebagai wakil rakyat dirinya menjadikan Pancasila sebagai acuan sekaligus timbangan bagi dia selaku wakil rakyat.
“Jadi prinsip yang saya pegang sebagai anggota dewan tentu Pancasila. Kita jadikan Pancasila sebagai tolok ukur dalam melihat dan mengkritisi sebuah kebijakan,” katanya.
Ketua Pemuda Demokrat Indonesia Kota Bekasi, King Vidor yang hadir sebagai undangan dalam diskusi tersebut mengatakan, Pancasila merupakan jati diri bangsa Indonesia yang ia bukan diciptakan Bung Karno tapi merupakan sebuah nilai-nilai yang digali dari buminya Indonesia.
“Jati diri kita ya Pancasila. Tapi sayang sebagai bangsa kita mulai lupa akan jati diri. Nah peran kita semua yang sadar untuk terus menggelorakan Pancasila di bumi Indonesia. Jangan sampai Pancasila benar-benar hilang dari masyarakat kita,” katanya.
Ketua Forum Jurnalis Bekasi, Syahrul Ramadhan mengatakan, tema Pancasila diambil sebab ia menyadari bahwa hari ini Pancasila kian terpinggirkan dan mulai dilupakan masyarakat.
Sementara pers sendiri memiliki kekuataan yang memungkinkan untuk andil dalam menanamkan nilai Pancasila.
“Inilah mengapa teman-teman jurnalis mendiskusikan Pancasila. Karena kita menyadari, bahwa kita punya tanggung jawab untuk ikut menanamkan nilai-nilai Pancasila di tengah masyarakat melalui karya-karya kita,” pungkasnya.
Selain jurnalis, diskusi dihadiri sejumlah anggota komunitas di Bekasi dan sejumlah aktivis dari organisasi masyarakat, organisasi kepemudaan dan mahasiswa.(Ical)
Sumber : http://klikbekasi.co/2016/10/29/jurnalis-bekasi-bicara-pancasila/
Rabu, 02 November 2016
MENGAPA JOKOWI HARUS DIJATUHKAN MELALUI AHOK??
Demo
yg konon akan besar2-an di Istana Negara dan lain lain pada 4 November 16
ditujukan menekan Jokowi supaya tidak melindungi Ahok. Supaya Jokowi nyuruh
Kapolri penjarakan Ahok. Apakah Jokowi akan nuruti tekanan itu? Hanya orang
bodoh yg percaya. Jika Tuntutan mereka itu dipenuhi maka akan berlanjut dgn
tekanan berikutnya. Jokowi tahu skenario itu.
Mereka
para penggerak demo dan para bandarnya berusaha sekuat tenaga supaya Jokowi
jatuh sebelum MARET 2017. Mengapa??
Saat
itu lah masa berlaku Tax Amnesty berakhir. Berarti para pengemplang pajak yg
tidak ikut TA akan menjadi sasaran buruan petugas pajak. Untuk memburu para
pengemplang pajak itu, Jokowi telah menyiapkan Ditjen Pajak sekuat lembaga
sejenis di Amerika Serikat, IRS. Lembaga pajak ini akan bergerak seperti KPK.
Mengapa
Ditjen Pajak diperkuat? Ya, karena pajak akan dijadikan sumber utama pembiayaan
pembangunan, sesuai potensi yang ada. Selama ini potensi pajak luar biasa, tapi
tidak jadi riil karena banyak pengusaha dan politisi tidak bayar pajak karena
bisa kongkalikong dgn penguasa. Jokowi mau praktek kotor masa lalu itu
diakhiri. Dia mau bersih. Pajak menjadi titik tolak karena ketidakpatuhan
terhadap kewajiban bayar pajak menjadi sumber dari praktek2 kotor dlm bisnis,
birokrasi, dan politik.
Praktek
kotor yg selama ini terjadi adalah sebagai berikut: Kolusi
pebisnis-birokrat-politisi memungkinkan semua pihak itu ngemplang pajak. Dari
pajak yg seharusnya masuk kas negara, mereka punya dana berlebih untuk gaya
hidup mereka, juga untuk menggerakkan mesin politik, demi memperkuat posisi
diri pribadi atau kelompoknya. Mereka dgn leluasa mampu membayari
ormas-ormas bayaran untuk tujuan mereka. Para petinggi Ormas-ormas itu pun
senang krn hidup mereka dicukupi, termasuk bisa punya Hammer.
Apa
jadinya jika aksi BERSIH Jokowi dijalankan? Mereka akan kehilangan dana ekstra
yg besar, dan yg lebih penting aliran uang mereka akan terbuka jelas karena ada
kewajiban membuat laporan SPT. Jadi, mereka akan jauh lebih sulit untuk
mengendalikan partai, dan membayari Ormas-ormas bayaran.
Siapa
mereka itu? Ditjen Pajak sudah mengantongi nama-nama mereka, juga dana mereka.
Menkeu Sri Mulyani mengungkapkan setelah periode TA pertama berakhir September
lalu, masih sekitar 3.000 komisaris dan direksi perusahaan tambang yg belum melaporkan
pajaknya. Itu baru sektor pertambangan, belum sektor politik, birokrat,
penguasa daerah, dll. Pada contoh pertambangan, kalangan ini sudah sama2 tahu
bahwa ada satu perusahaan tambang batubara kelas berat yg ngemplang pajak 10
tahun sebanyak Rp 18 Triliyun!! Si bos perusahaan bisa ngemplang sedemikian
lama krn dulu bagian dr kekuasaan! Partai dg gampang dia kendalikan.
Si
bos itu kini sudah pasti resah. Begitu pun para politisi yang hidup dari uang
kemplangan pajak itu. Gerak politik mereka jelas makin sempit krn tak lagi
gampang mendapatkan mesiu jika sampai Jokowi terus berkuasa. Maka jelas sudah aksi "tangkap
Ahok" tak lebih dari bentuk ketakutan orang-orang kotor yg takut disapu
BERSIH Jokowi. Sapu bersih melalui jalur pajak ini hanyalah salah satu
dr beberapa strategi Jokowi untuk mereformasi sistem politik-ekonomi Indonesia
yg sudah sakit parah oleh ulah para pengusaha-birokrat-politisi hitam.
Jokowi
belajar dari pengalaman AS. Untuk menumpas Mafia, pemerintah AS dulu
menggunakan dinas pajak IRS, bukan FBI. Untuk persiapan membuat Dirjen
Pajak sehebat IRS Kemenkeu kini sudah "menyekolahkan" sekitar 2.000
orang pajak muda untuk belajar cara kerja IRS di AS, dan di beberapa negara
lainnya. Maka sebelum itu terjadi, Jokowi harus dilengserkan dengan
berbagai cara. Jika sampai Maret 2017 upaya mereka itu gagal, maka hidup dan
gerak mereka akan makin sulit. Bahkan sebagian dr mereka sudah pasti bakal
masuk bui, atau kabur ke luar negeri dan masuk DPO Interpol.
Anak
Muda Berfikirlah Cerdas, jangan jangan terjebak dengan Isu SARA. Tapi pelajari
dan pahami keadaan yang ada. (AnakPulau)
PANCASILA DIMATA GENERASI MUDA
Diskusi 29 October 2016, di Yayasan Aku Dan Sukarno |
Menyambut Hari
Sumpah Pemuda tentunya sangat erat dengan semangat juang Pemuda, tak heran kita
menjumpai begitu banyak kegiatan dalam memperngati hal tersebut. Artinya
secercah semangat itu masih dimiliki oleh anak-anak muda, Sukarno pernah
mengingatkan kita bahwa ‘Berikan aku 10 anak muda maka akan kuguncang dunia dan
berikan aku 1000 orang tua akan kucabut semeru dari akarnya’. begitu dasyatnya
seorang pemuda atau pemudi yang tahu akan tugas dan tanggungjawabnya sebagai
generasi penerus bangsa, mengetahui hakikat seutuhnya dari seorang pemuda, yang
mungkin dapat dilihat ataupun ditemukan dalam diri seorang Sukarno muda.
Dalam zaman
sekarang kecanggihan teknologi dan kemajuan peradaban kian hari kian tidak
menentu arahnya, sebagian pemuda juga mulai melupakan tanggungjawabnya sebagai agent of control dan agent of change di bangsa ini, landasan
dalam menjadi agent of change dan angen of control adalah Pancasila yang
merupakan dasar Negara Indonesia merdeka dan Filsafah bangsa. Tak heran jika saya pun mulai meyaksikan adanya
perubahan paradigma sebagian anak-anak muda saat ini khususnya diera kemajuan
teknologi yang sangat bebas. Seharusnya kemajuan teknologi tidak berdampak negative jika pemuda yang didalamnya telah memiliki pedoman yang kuat,
katakanlah itu Pancasila. Namun kenyataan ini malah terbalik! saya menemukan
begitu banyak kasus yang diperbuat atau dipelopori oleh anak muda itu sendiri.
Seharusnya
tahun 1998 adalah kebangkitan pemuda dalam mengkawal bangsa ini mencapai suatu
negara yang merdeka seutuhnya, sembari menyempurnakan hal-hal dasar seperti
yang Bung karno katakan dalam pidato 1 Juni 1945 ‘Jembatan’ diseberang
jembatan, jembatan emas, disinilah kita dengan leluasa menyusun masyarakat
Indonesia Merdeka yang gagah,kuat,, sehat, kekal dan abadi. Namun lagi-lagi setelah
1998 pemuda kembali memblunder dengan kebebesan yang tidak terkontrol, mulailah
terlihat pemuda-pemuda individualism,
materialism dan sampai sekarang hedonism.
Dalam kondisi
seperti ini pedoman Negara Indonesia sekaligus falsafah bangsa yakni Pancasila
harus terus didengungkan ketelinga anak-anak muda. Kita melihat bahwa banyak
negeri-negeri yang merdeka dan banyak di antara negeri-negeri yang merdeka itu
berdiri diatas ‘waltanschauung’. Hitler mendirikan Jermania di atas
‘national-sozialistische Weltanschauung’ falsafat nasional-sosialisme telah
menjadi dasar negera Jermania yang didirikan oleh Adolf Hitler. Demikian juga
lenin mendirikan Negara Sovyet di atas satu ‘Weltanschauung’ yaitu Marxistische,
Historisch-Materialistiche Weltanschauung. Ibn Saud mendirikan Negara Saudi
Arabia diatas satu ‘Weltanschauung’ bahkan diatas satu dasar agama, yaitu
Islam.
Mendirikan
Indonesia merdeka kita hendak mendirikan suatu Negara ‘semua buat semua’ bukan buat satu orang, bukan buat
satu golonngan, baik golongan bangsawan, maupun golonngan yang kaya. Maka
Sukarno mengatakan dasar pertama yang
baik dijadikan dasar buat Negara Indonesia ialah dasar kebangsaan yakni Kebangsaan Indonesia. Bukan berarti satu
kebangsaan dalam arti yang sempit
tetapi satu nationale staat diatas kesatuan bumi Indonesia dari ujung
Sumatra sampai Irian. Yang kedua kekeluargaan
bangsa-bangsa ‘Internasionalisme’ atau perikemanusiaan. Internasionalisme dan
bukan kosmopolitisme yang tidak mau akan adanya kebangsaan. Internasionalisme akan hdup subur jika
didalam buminya nasionalisme. Nasionalisme tidak dapat hidup subur kalau tidak
dapat hidup dalam taman sarinya internasionalisme. Jadi kedua hal ini
sangatlah erat satu sama lain. Yang ketiga Mufakat- atau demokrasi. Dengan cara mufakat kita perbaiki segala
hal jaga keselamatan agama, yaitu dengan jalan pembicaraan atau permusyawaratan
di dalam badan perwakilan rakyat. Yang
keempat adalah Kesejahteraan Sosial.
Didalam Indonesia merdeka tidak ada kemiskinan. Dan yang kelima adalah Bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bukan hanya saja bangsa Indonesia bertuhan tetapi
masing-masing orang Indonesia hendaknya bertuhan, Tuhannya sendiri yang Kristen
menyembah Tuhannya menurut petunjuk Isa Almasih dan begitu halnya dengan
Kepercayaan yang lain. Marilah kita amalkan jalankan agama baik yang Kristen maupun islam dan kkeyakinan lainnya
dengan cara yang berkeadaban. Itulah yang sampai sekarang kita kenal dengan
sebutan Pancasila. Sila artinya asas atau dasar diatas kelima dasar itulah kita
mendirikan Negara Indonesia kekal dan abadi.
Maka sebagai
generasi muda penerus bangsa, seyogyanya dalam bertuturkata bertingkahlaku dan
bertindak hendaknya sesuai dan mencerminkan Pancasila sebagai dasar pedoman
bermasyarakat yang baik dalam sebuah Negara yang merdeka.!.
Dengan begitu
pemuda tidak mudah tergoyangkan dalam menjalankan tugas dan kewajibannya
sebagai agent of control dan agent of change di Indonesia. Juga tidak mudah
dipolitisir hanya karena kepentingan sesaat dan golongan. Juga tidak akan
menjadi penghancur keutuhan Negara yang berdaulat. Bersatu dan terus bersatu…Merdeka..!!!
Merdeka!!! Merdeka!!!! ( Meiniwan Halawa)