BAB I
PENDAHULUAN
Nigeria
merupakan salah satu negara pasca kolonial di Afrika Tengah yang memilki banyak
kelompok etnolinguistik dan suku bangsa, tradisi keagaman, serta sejarah lokal1[1].Keanekaragaman
yang terdapat dalam kehidupan masyarakat Nigeria tersebut memang seringkali
menimbulkan konflik terutama ketika dihadapkan pada pengelolan sumberdaya alam
minyak.Hal ini mengingat Nigeria merupakan salah satu negara penghasil minyak
terbesar di dunia dan penyumbang bagian terbesar cadangan minyak mentah dari
Afrika sub-Sahara dengan kepemilkan yang diperkirakan mencapai 30 milar
barel.Sejak tahun 1958 hinga sekarang ini, Nigeria kira-kira menghasilkan dua
juta barel minyak per hari di mana sektor ini menjadi sumber utama pendapatan
negara[2].Polemik
atas pengelolan sumberdaya alam minyak di Nigeria semakin rumit setelah
ditemukannya cadangan minyak di Niger Delta dan lepas pantai yang mengakibatkan
banyak kelompok masyarakat di Nigeria merasa terpingirkan, baik secara ekonomi
maupun politik.Terlebih lagi, kondisi institusi pemerintahan Nigeria lemah dan
penuh dengan praktek korupsi.Oleh karena itulah mulai timbul gejolak perlawanan
di dalam kelompok-kelompok masyarakat Nigeria yang berusaha menuntut kesetaran dan
tangung jawab pemerintahnya dalam mengelola dan mengolah sumberdaya minyak yang
negara mereka milki untuk dimanfatkan bagi peningkatan kualitas hidup.
Gejolak
sosial yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat Nigeria, dalam
perkembangannya, terfasiltasi oleh lemahnya keamanan di wilayah perbatasan negara
ini terutama di bagian utara. Kondisi tersebut memungkinkan terjadi penetrasi
dari masyarakat sesame angota suku di Nigeria yang tingal di negara tetanga,
terutama Afrika bagian barat dan tengah, seperti Kamerun, Chad, dan Niger ke
dalam wilayah Nigeria. Penduduk Suku Kanuri3 khususnya yang paling dominan
dalam melakukan ekspansi ke Nigeria dengan motif membantu sesama angota suku
mereka ini terlebih ketika perbatasan negara tersebut melemah akibat perhatian
minimal pemerintahnya terhadap pengelolan keamanan perbatasan.Berbicara
mengenai agresivitas orang-orang Suku Kanuri dalam menaruh perhatian terhadap permasalahan
yang ada di Nigeria, secara historis suku yang mengambil jalan tradisional dan
keagamansebagai dasar ideologinya ini dahulupernah menjadi salah satu dinasti
terbesar dalam sejarah rezim yang menguasai Nigeria selain Fulani[3].
Suku Kanuri yang berada di Nigeria, mendiami wilayah di dekat area perbatasan
Nigeria dengan negara- negara tetanganya yakni Chad dan Kamerun di mana
terdapat pula penduduk Suku Kanuri yang tingal di area-area Danau Chad, tepat
di antara Nigeria dan Chad. Terindikasikan bahwa kelemahan perbatasan Nigeria
menjadi salah satu indikator yang kemudian memungkinkan terjalinnya hubungan
kesukuan atau famil, dari Suku Kanuri yang tingal di Nigeria dengan Suku Kanuri
di wilayah Danau Chad dan negara-negara tetanga Nigeria yang melakukan
penetrasi. Melalui pertalian hubungan kesukuan tersebut, terjadilah perdagangan
senjata dan transaksi penyelundupan barang lain. Transaksi ilegal itu berperan
penting dalam memfasiltasi pembentukan sebuah gerakan transnasional
berangotakan mayoritas. Suku Kanuri yang diberi nama Boko Haram[4].
Meskipun
semula Boko Haram sebatas fenomena lokal yang menjadi tantangan keamanan bagi
Nigeria namun belakangan sekte ini pun melancarkan serangan teroris berupa
pengeboman pada target-target internasional, seperti Gedung PBB di Abuja pada
bulan Agustus 201 yang mampu mendorong pemerintah Amerika Serikat untuk
mengeluarkan peringatan kewaspadan bagi seluruh warga negara Amerika Serikat
dan Barat; serta berbagai serangan melawan gereja- gereja di Nigeria dari bulan
Desember 201 hinga Februari 2012 dengan tujuan memrovokasi masa[5].
Ancaman internasional yang ditimbulkan oleh terbentuknya gerakan Boko Haram ini
tidak dapat dipandang remeh mengingat kecangihan aksi-aksi miltan yang
dilancarkan oleh angotanya diduga berasal dari dukungan dan pelatihan yang
diberikan Al-Qaeda[6].
Serangan
terbaru Boko Haram yang dilakukan pada tangal 19 Februari 2013 lalu yang
diklaim sebagai serangan pertama di luar Nigeria sejauh ini adalah dengan
menyandera sebuah keluarga berkebangsan Prancis di wilayah bagian utara
Kamerun, dekat dengan perbatasan Nigeria[7].
Tidak hanya dinamika ancaman yang diperluas kepada target internasional,
serangan terorisme Boko Haram pun seiring waktu menjadi semakin tak terduga dan
sulit didentifikasi, seperti siapakah sebenarnya targetnya dan apakah
kepentinganya, tujuannya, hinga motifnya. Pemikiran-pemikiran tersebut
dilatarbelakangi oleh serangkaian aksi terorisme Boko Haram di Nigeria Utara
yang terjadi dalam kurun waktu lima tahun terakhir sejak 2009. Seperti yang
dilustrasikan pada gambar di bawah ini, lebih dari 4700 orang menjadi korban
jiwa dalam kekerasan yang melibatkan pemberontakan Boko Haram melalui upaya
pembunuhan masal dengan melakukan pemboman.
Jika
dianalisis, terdapat banyak hal menarik yang mendorong penulis untuk memilh dan
mengangkat topik ini sebagai suatu permasalahan yang penting.Sebab, dalam
perkembangannya, agresivitas perlawanan Boko Haram semakin tak terkendali dan
telah banyak menimbulkan korban warga sipil yang sebenarnya juga tak memilki
kesaman akses sumberdaya minyak di Nigeria.Adapun fokus analisis yang penuli
ambil dalam penelitian ini terutama pada alasan-alasan yang menyebabkan
hadirnya jalinan hubungan antara Boko Haram dengan pihak internasional sehinga
gerakan transnasional Boko Haram ini dapat mengalami perkembangan secara pesat.Namun,
guna memeroleh hasil analisis tersebut penulis berpendapat bahwa kita perlu
mengetahui terlebih dahulu mengenai faktor-faktor yang mendasari kepentingan
Suku Kanuri di Nigeria hinga memutuskan melakukan aksi-aksi terorisme melalui
pembentukan Boko Haram.
BAB II
PEMBAHASAN
Kepentingan Suku Kanuri dalam Pembentukan
Boko Haram di Nigeria
Negara-negara
di Afrika telah diketahui sejak lama memilki masing- masing kompleksitas
permasalahan yang bahkan pemerintahnya puntak bisa menangani dengan baik. Persoalan
mendasar sepertiketidakmampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok
sehari-hari misal pangan dan peristirahatan, ketidaksetaran akses sumberdaya di
negeri sendiri, atau rendahnya tingkat kewaspadan akan kesehatan telah
menjadikan mayoritas negara di Afrika berada dalam kondisi memrihatinkan.
Realitas tersebut didukung oleh lemahnya pemerintah pusat dalam menjalankan
peran dan tangung jawabnya melindungi dan menyejahterakan warga negara.Seperti
yang telah dijelaskan, Nigeria merupakan salah satu negara yang mengalami
permasalahan tersebut meskipun ditinjau dari kelimpahan sumberdayanya, terutama
minyak, negara ini sebenarnya merupakan yang terkaya di Afrika. Oleh karena
itulah timbul gejolak di dalam masyarakatnya yang kemudian memicu terbentuk dan
meluasnya fenomena terorisme yang unik karena target serangannya yang tidak
pandang bulu dalam artian cenderung tak terarah dan menentu. Selain itu, Boko
Haram pun sebenarnya mayoritas terdiri atas Suku Kanuri yang hanya merupakan
salah satu jenis suku di antara beragam komunitas kesukuan yang tingal di
Nigeria.Menurut pemberitan, Boko Haram dituduh dan diminta bertangung jawab
atas kematian yang diakibatkan oleh lebih dari seribu pemboman per tahun dalam
kurun waktu dua tahun terakhir (sejak tahun 201 hinga 2012).Adapun pemboman
tersebut meliputi gereja, masjid, gedung-gedung pemerintahan termasuk Gedung
PBB di Abuja (pada tahun 201), serta kantor-kantor media dan infrastruktur
telekomunikasi[8].
Boko Haram sebagai Pusat Sarana dari
Pertalian Hubungan Kesukuan Kanuri
Setelah
pada sub-subab sebelumnya dijabarkan sejarah pembentuka dan garis hubungan
kedua dinasti di wilayah bagian utara Nigeria yakniantara
Hausa-Fulani—selanjutnya berada di bawah kepemimpinanSardauna.Sokoto sebagai
pemimpin tradisionalnya—dan Borno-Yobeserta sekutunya yang berasal dari
keturunan Kanuri—mengambil agamadan unsur tradisional sebagai arah kesukuannya,
tidak dari Fulanimelainkan Shehu16 Kanuri Borno—maka kita dapat segera melihat
aspek penting dari sejarah dan akar Boko Haram yang telah diabaikan oleh banyak
orang dalam spekulasinya.Chukwu Jideani lebih jauh menjelaskan hubungan antara
Boko Haram sebagai bentuk implementasi dari semangat jihad Kanuri dengan
kondisi suatu bangsa yang mengalami kejatuhan.
Menurut
analisis Jideani, seperti sebuah siklus, isu mengenai Boko Haram berakar pada
jihad Kanuri yang bertujuan untuk menyingkirkan tatanan yang telah diatur dan
ditetapkan oleh jihad dari Utsman Dan Fodio yang telah berumur lebih dari 200
tahun—seperti Dan Fodio yang dahulunya berjihad dengan tujuan untuk membasmi
peyakit masyarakat, ketidakefektifan pemerintah, dan ketiadan rasa hormat
terhadap agama untuk kemudian dipimpin oleh satu etnis kebangsan yaitu Fulani.
Tindakan itulah yang kini juga ingin dilakukan oleh Kanuri melalui Boko Haram
dengan mengerakan upaya-upaya revolusioner yang dilandasi semangat jihad.
Gerakan Boko Haram yang berbasis pada ajaran Mohammed Yusuf Maiduguri ini
disebutkan telah mulai berkhotbah menentang kepemimpinan yang buruk dan tidak
efektif dari lingkaran pemerintah di Nigeria supaya nantinya dapat
mengimplementasikan bentuk kepemimpinan seperti halnya kepemimpinan adat dan
agama yang telah direalisasikan di wilayah Nigeria bagian timur laut yang mana
gerakan tersebut dipimpin oleh satu etnis kebangsan yakni Kanuri[9].
Boko
Haram dinilai sebagai sebuah revolusi yang berasal dari kekaisaran Kanuri
Nigeria. Adapun beberapa wilayah negara yang terlibat didalamnya antara lain
Borno, bagian wilayah Yobe, bagian wilayah Bauchi, bagian wilayah Gombe, dan
wilayah-wilayah lain di mana orang Kanuri banyak berada. Terkait persebaran
ini, orang-orang Kanuri memang diketahui sebagai kelompok etnis yang tingalnya
tersebar secara luas dan dapat menyesuaikan diri di dalam komunitas yang
menerima kehadiran mereka (host communities).Hal yang patut dicermati adalah
dalam menganalisis setiap pemberontakan yang berakar dari pengkhianatan seperti
pada kasus Boko Haram, penting untuk memisahkan aspek kepemimpinan dan
kepentingan strategis dari kepemimpinan, kepentingan, alat, dan pasukan milter
yang bersifat taktis.Sebab, terlihat dengan jelas bahwa pada konteks kasus ini,
Boko Haram memilki sebagian besar relasi kepemimpinan strategis penting di
antara orang-orang Kanurinya.
Ketidakmampuan Pemerintah Negara dan
Benturan Identitas di Nigeria
Selain
memilki kelas menengah terdidik dan kota dengan industri yan makmur, Nigeria
memilki sumberdaya yang paling menguntungka sejak ditemukannya minyak mentah
pada tahun 1950-an. Meskipu Nigeria merupakan eksportir minyak terbesar kelima
di dunia namu hampir dua pertiga penduduknya hidup miskin dengan penghasila
yang tidak cukup untuk bertahan hidup. Minyak menjadika pemerintahan sebagai
usaha bisnis terbasah di Nigeria da dibandingkan pajak, sektor inilah yang
menjadi penyumbang terbesa dalam pendapatan negara. Tahun lalu, sebuah surat
kabar memerkirakan bahwa sejak Presiden Godluck Jonathan memerinta pada tahun
2010, terdapat sekitar 341 trilun rupiah uang negara yangdikorupsi yang mana
hal ini disebabkan para politikus di Nigeria tidakperlu memertangungjawabkan
pendapatan negara kepada masyarakatdan kondisi tersebut mengakibatkan seringnya
terjadi kegagalanpemerintah di hampir semua tataran, sepanjang sejarah Nigeria[10].
Kegagalan
yang terjadi di Nigeria memang terlihat di berbagaiwilayahnya terutama yang
paling jelas adalah di wilayah Kano yangdahulu merupakan salah satu kota besar
di Afrika dan di dunia Islam.Karena wilayahnya yang strategis, selain menjadi
pusat industri danpertanian, Kano pun menjadi pusat perdagangan di wilayah
tersebutsejak zaman dulu dan kondisi itu menguntungkan bagi
penduduknya.Setengah abad kemudian, setengah dari warga Nigeria memutuskanuntuk
menjadi penganut agama Islam yang mana sebagian besar darimereka tingal di
wilayah Nigeria bagian utara.Seiring dengandiperolehnya kemerdekan Nigeria pada
tahun 1960, popularitas Kanosebagai pusat perdagangan pun meredup hinga pada
tahun 1970-an,kemunduran semakin terlihat dialami oleh wilayah itu didukung
dengankurangnya pembangunan dan ketiadan cadangan minyak di wilayahutara. Jika
dibandingkan dengan kondisi yang terjadi sat ini,keadannya cenderung menurun,
seperti adanya statistik yangmenyebutkan bahwa lebih dari separuh balita di
Nigeria bagian utaraterhambat pertumbuhannya karena kekurangan gizi. Di bagian
timurlaut, tempat munculnya Boko Haram, hanya satu dari empat rumahyang memilki
akses listrik sedangkan data lainnya menyebutkan bahwahanya terdapat 23 persen
perempuan yang memilki kemampuanmembaca. Selain itu, pada tahun 1980-an,
190-an, dan terulangkembali pada awal 2000-an, terjadi konflik SARA (suku,
agama, ras, danetnis) yang menewaskan ribuan orang. Setelah itu, barulah muncul
Boko Haram[11].Pemberontak
Boko Haram dalam hal ini ingin menjadikan Nigeria utara sebagai negara Islam
meskipun cara yang ditempuh adalah melalui kekerasan.
Sebenarnya
tidak banyak orang Nigeria yang mendukung tujuan radikal Boko Haram namun
ternyata hanya sedikit pula yang dapat membantah tuduhan mereka (Boko Haram)
tentang praktek korupsi yang terjadi di pemerintahan.Pemilu bebas yang diadakan
sejak tahun 199 seakan tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan
kinerja pemerintah seiring dengan meluasnya kasus kekerasan dan kecurangan di
dalam internal pemerintahan.Sementara itu, daerah di wilayah utara Nigeria yang
miskin pun semakin tertingal dan kondisi tersebut berkontribusi dalam mengancam
stabiltas bangsa. Adapun beberapa indikator yang membuktikan ketidakmampuan
pemerintah Nigeria dalam mengatasi permasalahan sosial yang terjadi di
masyarakat antara lain:
1.
kemiskinan, satu persen warga Nigeria adalah orang kaya
dan di bawahnya terdapat kelas menengah yang terdidik namun hampir dua pertiga
warganya hidup miskin dengan persentase lebih tingi di utara yang daerahnya
agraris daripada di selatan, berikut ini merupakan gambar pemetan tingkat kemiskinan
di Nigeria per zona geopolitiknya berdasarkan tahun 2010;
2.
sumber daya yang tidak terbagi merata, hampir semua
angaran dan devisa Nigeria berasal dari minyak yang bersumber di Delta Sungai
Niger di bagian selatan yang mana akibat kekayan yang tidak dikorupsi oleh
pemerintah lebih banyak dirasakan di wilayah selatan maka hal tersebut
mengakibatkan kemarahan penduduk di wilayah utara dan berikut ini merupakan
gambar yang melaporkan data dari PDB (produk domestik bruto) per orang per
tahun per zona geopolitik antara wilayah utara dan selatan;
3.
lonjakan kaum muda, 63 persen orang Nigeria berusia di
bawah 25 tahun dan oleh karena tingkat kesuburan yang tingi maka menghasilkan
populasi muda yang besar di utara—tempat ketertingalan ekonomi dan kekurangan
pekerjan menjadi sumber ketegangan dan berikut ini merupakan gambar yang berisi
data jumlah anak (mengunakan skala 1-10) per wanita per zona geopolitik dengan
membandingkan antara data pada tahun 2003 dengan 2008.
Faktor
ketidakmampuan pemerintah dalam memberikan kesetaran akses dan pembagian
sumberdaya pada masyarakat Nigeria ditambah dengan perpecahan antarkomunitas
masyarakat yang terjadi akibat benturan identitas, terutama di wilayah Nigeria
bagian utara, telah mendorong berdirinya Boko Haram. Proses berdirinya berawal
pada tahun 2000-an di Maiduguri, kota di bagian timur laut Nigeria di mana
Muhammad Ali, seorang ulama yang tidak tahan melihat kemiskinan dan kekacauan
masyarakat kemudian melakukan perjalanan hijrah untuk memisahkan diri dari
masyarakat.
Dampak Jalinan Hubungan Internasional
terhadap Perkembangan Boko Haram
Demi
memertahankan eksistensi, proses rekrutmen, dan pemeliharanorganisasinya, Boko
Haram dalam perkembangannya membutuhkansumberdaya yang tak terbatas, jaminan
perlindungan, dan tentunyadukungan baik finansial maupun eksistensial.Seiring
dengan semakinbanyaknya pemberitan dan laporan atas aktivitas dan serangan
yangdilakukannya dalam melawan ketidakadilan akibat penyalahgunanwewenang
pemerintah Nigeria, Boko Haram pun memeroleh banyakpula dukungan dari pihak
eksternal terutama sesama kelompok Islamteroris yang memilki tujuan senada
dengan Boko Haram, seperti Al- Qaeda in the Islamic Maghreb (AQIM) dan
Al-Shabab.
Dukungan dari Pihak Internasional terhadap
Boko Haram
Selain
beberapa elit Nigeria dalam pemerintahan yang diketahui memilki hubungan dengan
keorganisasian Boko Haram seperti telah dijelaskan sebelumnya, kelompok teroris
ini pun diketahui memilki hubungan dengan golongan serupa, seperti AQIM dan Al-
Shabab.AQIM atau Al Qaeda in the Islamic Maghreb merupakan kelompok Islam
teroris yang berbasis di Mali.Hubungan antara AQIM dan Boko Haram sekarang ini
semakin diketahui dan terbentuk dengan baik. Hal tersebut tampak ketika pada
awal bulan Januari 2010, pemimpin AQIM yang bernama Abdelmalek Droukdel
mengumumkan bahwa AQIM akan membantu Boko Haram dalam hal pelatihan,pasukan,
dan peralatan[12].
Pada bulan November 201, juru bicara resmi dari Boko Haram yakni Abu Qaqa
menyampaikan pernyatan bahwa, “We are
together with Al Qaeda. They are promoting the cause of Islam just as we are
doing. Therefore they help us in our strugle and we help them, to”[13].
Dukungan
yang disebutkan oleh Abu Qaqa dalam wawancara tersebut terkait dengan
kepentingan pembentukan angota Boko Haram dari Borno sehinga pemimpin terdahulu
Boko Haram yakni Mohammed Yusuf Maiduguri pun berhaji ke Arab Saudi dalam dua
kesempatan di pertengahan tahun 2000-an. Pada kesempatannya ke Arab Saudi itu,
Yusuf melakukan kontak dengan orang-orang Salafi angota AQIM yang diketahui
menyediakan pendanan bagi kelompok tersebut. Selain dari segi finansial, AQIM
dalam hal ini menyediakan Boko Haram serangkaian pelatihan yang cangih dan
teknik-teknik baru dalam menghadapi ancaman dari pihak keamanan
internasional.Sebagai ganti dari program pelatihan yang diberikan, AQIM
memerluas wilayah operasinya hinga ke Nigeria, sebuah negara yang memilki
signifikansi penting bagi Amerika Serikat[14].
Kerjasama
yang terjalin antara AQIM dan Boko Haram telah didokumentasikan secara publik
seiring dengan pernyatan dari Menteri Luar Negeri Nigeria Olugbenga Ashiru
bahwa angota-angota Boko Haram telah menerima pelatihan dari AQIM di Mali[15].Informasi
tersebut seperti yang dikemukakan oleh Subkomite pada bidang Counterterorism
and Inteligence dalam laporannya di tahun 201 lalu bahwa komandan dari Komando
Amerika Serikat-Afrika (AFRICOM). terdahulu yakni Jendral Carter Ham,
mengonfirmasi di awal Agustus 2011 tentang adanya sejumlah sumber yang
mengindikasikan bahwa Boko Haram telah mengadakan interaksi dengan mata-mata
dari AQIM serta kelompok Islam teroris lainnya yang berbasis di Somalia yakni
Al Shabaab. Disebutkan pula bahwa pada tanggal 1 Oktober 2010, Boko Haram telah
menempatkan sejumlah poster di persimpangan ruas-ruas jalan yang penting di
wilayah bagian utara Nigeria yang bertujuan untuk memberi peringatan pada
masyarakat lokal yang membantu polisi dalam menangkap anggota sekte. Pada tiap
poster yang ditempel tersebut terdapat pula tanda tangan dari kelompok AQIM
Pelatihan
dan pengaruh yang diberikan oleh AQIM terefleksikan juga dalam penggunaan
internet oleh Boko Haram guna menyebarkan pesanpesan yang mengimplikasikan
kekerasan dengan menggunakan cara yang mirip dengan banyak afiliasi Al Qaeda.
Sebuah video di YouTube yang dirilis pada bulan Januari 2012 misalnya, menampilkan
pemimpin Boko Haram yakni Abubakar Shekau yang sedang membahas keadaan yang
terjadi di Nigeria dan memuliakan tindakan-tindakan Boko Haram melawan
orang-orang Kristiani. Video tersebut mencerminkan video serupa yang pernah
dibuat oleh para pemimpin Al-Qaeda di masa lalu. Pada video Shekau tersebut,
penampilan, sikap, dan geraknya mulai dari jenggot, penutup kepala, hingga
gerakan tangan, mengingatkan banyak orang pada video pernyataan terdahulu yang
dibuat oleh mantan pemimpin Al-Qaeda yakni Osama Bin Laden[16].Video
Shekau itu pun memiliki nada jihad yang familiar dengan suara rendah,
penggunaan jaket antipeluru, dan adanya senapan Kalashnikov yang terlihat jelas
di dalam pengambilan gambar video[17].
Tanda-tanda yang tampak pada video Shekau tersebut mengindikasikan bahwa di
luar dukungan operasional yang diberikan oleh AQIM, semangat kolektif dari
jihad global dapat menyatukan Boko Haram dan AQIM.
Tampaknya
tidak ada yang mampu menghentikan Boko Haram. Minggu ini saja kami telah
mendengar kabar bahwa dari tujuh desa yang diserbu oleh Boko Haram, terdapat
lebih dari 100 orang tewas.
Negara Barat Memainkan Peran Bak Penyelamat
Prancis
mengambil langkah penting dengan mengundang semua negara regional termasuk
Nigeria, Chad, Benin dan Niger untuk berpartisipasi dalam Konfrensi Tingkat
Tinggi (KTT) dalam rangka kerjasama untuk mengalahkan Boko Haram. Seperti yang
diinginkan Nigeria, KTT tersebut menghasilkan keputusan bahwa Dewan Keamanan
PBB, Prancis, Inggris, Amerika Serikat dan seluruh negara yang terdaftar dalam
PBB mendaftarhitamkan dan memberi sanksi bagi kelompok Boko Haram.Pada
kenyataannya keputusan ini cukup mengejutkan, karena Dewan Keamanan PBB
biasanya hanya membuat keputusan semacam itu jika ancaman keamanan yang ada
dianggap bersifat regional atau internasional.Boko Haram sampai saat ini hanya
melakukan serangan di Nigeria, ditambah adanya desas-desus bahwa mereka juga
telah melakukan serangan di Niger dan Kamerun.
DK PBB
mengambil keputusan bahwa Boko Haram berubah dari ancaman lokal menjadi ancaman
regional.Ada kemungkinan bahwa keputusan ini dibuat untuk membenarkan operasi
Barat di wilayah tersebut. Orang mungkin berpendapat bahwa jika Boko Haram
mampu melakukan tiga serangan terpisah di Nigeria dalam satu hari, mereka tentu
saja dapat melakukan hal yang sama di Niger dan Kamerun. Namun sebaliknya,
dapat pula ditafsirkan bahwa perburuan siswi yang diculik tersebut bisa meluas
tidak hanya terbatas pada lokasi Boko Haram, dan bisa menjadi upaya untuk
melakukan operasi yang lebih luas di seluruh wilayah dengan agenda tersembunyi.
Inggris,
yang telah mengirimkan pesawat pencari untuk mendukung operasi adalah salah
satu negara yang menjanjikan bantuan.Israel juga telah menjanjikan bantuan
intelijen.Namun, bantuan terbesar yang dijanjikan adalah dari Amerika
Serikat.AS telah menyebarkan berita melalui media sosial.Presiden Obama dan
istrinya telah mengeluarkan sejumlah kampanye dan protes di seluruh AS agar
para gadis dibebaskan. LSM Nigeria yang berbasis di AS telah mulai bepergian
keliling benua Afrika untuk meningkatkan kesadaran akan kekejaman yang
dilakukan oleh Boko Haram.
AS
baru-baru ini membahas pengiriman 80 ahli militernya ke perbatasan Chad untuk
melawan Boko Haram. Meskipun pejabat AS menentang operasi besar-besaran saat
ini, pengiriman unit ini akan dianggap sebuah ekspedisi. AS pernah mengirimkan
unit semacam itu ke Uganda di masa lalu, namun posisi geopolitik dan strategis
Uganda memang sangat berbeda dengan Nigeria.Karena tidak ada yang mengancam
kepentingan AS di Uganda, wilayah tersebut tidak membutuhkan tentara yang
besar. Lalu apa yang menjadi daya tarik AS di Nigeria?
Berlomba Demi Ekonomi Nigeria
Nigeria
adalah eksportir minyak terbesar Afrika dan memiliki masa cadangan gas alam tak
tersentuh.Negara ini memiliki populasi 170 juta dan merupakan pasar konsumen
terbesar di benua itu.Meskipun ada ketidakstabilan politik, ekonomi Nigeria
terus bertumbuh, melampaui tingkat pertumbuhan Afrika Selatan.Meskipun
pertumbuhan juga tercatat di Kenya, Tanzania dan Ghana, tetap tidak bisa
sebanding dengan Nigeria.Dengan demikian para investor telah menetapkan untuk
mengalihkan perhatian mereka ke Nigeria.
Menyisihkan
pengeluaran tambahan, Pemerintah Nigeria juga telah meningkatkan pengeluaran di
bidang pertahanan sebesar 130 miliar Naira. Dengan 22 % dari anggaran negara
dilimpahkan untuk militer, maka Nigeria juga akan menandatangani perjanjian
persenjataan dengan Amerika Serikat, Israel, Inggris, Perancis dan China.
Prancis sebelumnya benar-benar tidak tertarik untuk membuat penjualan ke Nigeria,
tapi setelah kejadian di Pantai Gading, Nigeria menjadi mitra ekonomi bagi
Perancis.Adapun Israel, mereka memiliki bagian penting dari pasar pertahanan
Nigeria.Menteri Luar Negeri Israel Avigador Lieberman dalam kunjungannya ke
Nigeria menandatangani 12 perjanjian pertahanan.Inggris, kecuali tahun
1960-1969 pasca kemerdekaan, telah menjadi pedagang senjata utama bagi Nigeria.
Apakah AS Bermain Sebagai Mesias ?
Jika
kita melihat kembali pada sisi militer, AS sebenarnya masih belum menyelesaikan
satu unit pun di Chad, namun mereka sudah memiliki pangkalan udara drone di
Niger yang telah diketahui umum. Namun, AS memilih Chad daripada Niger.Hai ini
menunjukkan rencana mereka untuk membuka front baru.Telah diketahui juga bahwa
150 tentara yang awalnya ditugaskan untuk Uganda belum juga dikirim untuk
melawan Joseph Kony. Sebagian prajurit tersebut saat ini malah tersebar di
Uganda, Rwanda, Kongo, Afrika Tengah dan Sudan Selatan untuk melatih tentara
pribumi. Dengan cara ini, mereka dapat mengendalikan wilayah yang lebih luas di
Afrika. Di satu sisi dapat dikatakan bahwa AS, Inggris, Perancis dan beberapa
negara NATO lainnya sedang memperkuat cengkeraman mereka di wilayah-wilayah
tersebut sambil meyaksikan kekerasan yang sedang berlangsung. Tidak akan berlebihan
bila dikatakan bahwa dalam waktu dua puluh tahun ke dalam, kekuatan-kekuatan
ini akan memiliki pengaruh besar atas pertahanan Afrika.
Angkatan
Laut AS mempertahankan tentara mereka di Guinea untuk memerangi perdagangan
narkoba serta pembajakan sebagai bagian dari proyek AFRICOM, yang juga mencakup
pantai Kamerun, Nigeria dan Benin.Pada tahun 2010, AS ingin mendirikan basis di
Lagos setelah Nigeria keluar dari perjanjian sebelumnya yang seharusnya
berupaya membantu menghentikan ekspor bensin ilegal dari delta Niger.Setelah
Nigeria setuju untuk memaafkan Komisi Delta Niger rencana untuk mendirikan
sebuah basis AS dibatalkan. Namun, sekarang Presiden Nigeria Goodluck Jonathon
sudah berubah kembali ke perjanjian, namun saat ini para kritikus yang menentang
pembentukan sebuah pangkalan AS telah dibungkam, karena tentara AS dikatakan
tidak datang hanya untuk bensin, namun datang untuk mendukung negara dalam
perjuangan melawan terorisme terbesar sepanjang sejarah.
AS kini
memberikan pelatihan bagi tentara Nigeria dekat perbatasan Chad sehingga mereka
dapat menemukan gadis-gadis yang hilang.Namun, jelas bahwa pelatihan ini tidak
diberikan dengan niat tulus.Bukankah semua masalah di Somalia disebabkan oleh
US yang berada di belakang pendudukan Ethiopia?Bukankah AS yang melatih tentara
Ethiopia untuk menghancurkan Persatuan Pengadilan Islam, yang mengadopsi
karakter moderat?Pendudukan ini hanya menyebabkan ketidakstabilan di Somalia
dan memunculkan radikalisme.
Di
Nigeria, ada populasi Muslim besar yang tidak diperhatikan AS. Perang AS dengan
Boko Haram akan sangat mempengaruhi populasi ini. Mereka sudah paling menderita
akibat serangan Boko Haram. Dengan radikalisasi Nigeria yang mayoritasnya
berjumlah 80 juta Muslim, kemungkinan kata-kata Franz Fanon yang berbunyi 'bumi
yang celaka’ ketika terjadi tabrakan dengan sekutu Barat tidak boleh dilupakan.
BAB
III
Kesimpulan
Konflik di Nigeria bermula dari kompleksitas
permasalahan sosial yangterjadi di dalam masyarakatnya.Selain keanekaragaman
kultural, ketidaksetaraan akses sumberdaya minyak dan ketidakmampuan pemerintah
dalam menyelenggarakan pemerintahan menjadi faktor lain yang memicu
meningkatnya intensitas konflik di wilayah negara yang sebenarnya memiliki
tingkat perekonomian terbesar kedua di Afrika tersebut. Kekerasan yang mewarnai
berbagai wilayah di Nigeria mencapai puncaknya ketika muncul gerakan
transnasional Boko Haram yang dibentuk oleh masyarakat dari kesukuan
Kanuri.Suku Kanuri yangdahulunya merupakan salah satu dinasti terbesar dalam
sejarah etnisitas Nigeria, memiliki ideologi keislaman dan berusaha menjaga
kemurnian anggota suku yang diklaim berasal dari Borno.Pada perkembangannya, Boko
Haram tampil sebagai gerakan yang menyebarkan aksi-aksi terorisme dengan
menyerang tidak hanya perangkat pemerintah namun juga masyarakat sipil tanpa
pandang bulu.
Kehadiran gerakan transnasionalseperti Boko Haram
mengarahkan pemikiran bahwanegara
bukanlah satu-satunya aktor dalam hubungan internasionalsehingga eksistensi dan
pengaruh dari aktor non-negara tidak dapatdiabaikan. Apabila negara tidak mampu
memertahankan perannya, baiksebagai struktur domestik maupun institusi
internasional, makakemungkinan untuk munculnya gerakan transnasional berbasis criminal
yang menggunakan cara kekerasan, seperti terorisme, gunamenumbangkan,
mereformasi, atau bahkan mengganti peran negarapun akan semakin besar.
Terkait fenomena terorisme yang menginginkan
terciptanya perubahanperubahanrevolusioner, Teori Revolusi Struktural
menekankan bahwakelemahan-kelemahan pada struktur negara mendorong
potensiterjadinya revolusi.Berdasarkan pandangan ini, pemerintah yangdilanda
oleh masalah-masalah seperti krisis ekonomi dan militer, rentanterhadap
munculnya tantangan dari kekuatan-kekuatan pemberontak.Pada kasus lainnya,
pemerintah pun mampu terlibat masalah ketikakebijakan yang mereka keluarkan
mengalienasikan dan bahkan memicukemarahan elit di dalam masyarakat.Kedua
kondisi tersebut mampumerefleksikan alasan yang mendorong Suku Kanuri
memutuskanmenjadi teroris melalui pembentukan Boko Haram dengan harapandapat
mengembalikan kejayaan dinastinya di masa lampau sertamengubah kondisi di dalam
negara dengan salah satunya melakukanpemurnian etnis melalui serangan
terorisme.
Seiring waktu, Boko Haram berkembang
sebagai kelompok yang tidak hanya berbasis pada kepentingan idologi dan
etnisitas namun meningkatkan kualifikasi gerakan sekaligus memertahankan
eksistensi melalui jalinan hubungan internasionalnya dengan sejumlah pihak
eksternal, terutama kelompok Islam ekstrimis sejenis, seperti Al Qaeda dan Al
Shabaab, Amerika dan beberpa kepentingan negara lainnya.Jalinan
hubungan internasional tersebut tampak pada dukungan berupa pelatihan dan pendanaan
yang diperoleh Boko Haram untuk tetap menjalankan aktivitas dan mencapai tujuan
keorganisasiannya. Hubungan inilah yang seharusnya dapat diantisipasi oleh
entitas negara, seperti yang dijelaskan oleh konsep soft security measures yang
mana negara perlu mengimplementasikan langkahlangkah keamanan lunak ketika
terjadi indikasi bahwa gerakan pemberontak di dalam negaranya mengalami
perkembangan signifikan setelah menjalin hubungan dengan gerakan lain di luar
negara.
DAFTAR PUSTAKA
1. Martin,
Gus. 2006. Understanding Terrorism. United States of America: Sage
Publications
2. Silalahi,
Ulber. 2006. Metodologi Penelitian. Bandung: Unpar Press.
3. Singarimbun,
Irawati. 1989. Penggunaan Perpusatakaan dalam
4. Singarimbun
dan Efendi, Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES
5. Subagyo,
Joko. 1997. Metode Penelitian Teori dan Praktek.Jakarta: PT Rineka Cipta
6. Starke,
J. G. 1972. Introduction to International Law. London: Butterworths
7. jurnalislam/worldbuletin
8. James J. F. Forest, 2012,
Confronting the Terorism of Boko Haram in Nigeria, dalam JSOU Report, hal. Ix
9. Total, t.t, About Nigeria, tersedia
pada situs: htp:/www.ng.total.com/01_about_nigeria/0101_about_nigeria.htm
(diakses pada tangal 30 November 2014)
10. Hamza Suleiman, Gary Frist, dan
Lekan Abayomi, 2012, Decoding Boko Haram: The Regional Ambitions and
Permutations, tersedia pada situs: htp:/newsrescue.com/decoding-boko-
haram-regional-ambitions permutations/#axz2nSg1XZUQ (diakses pada tangal 30
November 2014
11. Forest, Confronting the Terorism
of Boko Haram in Nigeria, hal. 1
12. Forest, Confronting the Terorism
of Boko Haram in Nigeria, hal. 2
13. Laura Ploch, 201, hal. 4 dalam
Nathaniel Mani, 2012, Boko Haram: A Threat to African andGlobal Security,
Global Security Studies, Fal 2012, Vol. 3, Isue 4, hal. 4-45
14. Mathew Bey dan Sim Tack, 2013,
“The Rise of a New Nigerian Miltant Group”, Security Wekly, Stratfor Global
Inteligence, tersedia pada situs: htp:/www.stratfor.com/wekly/rise-new-
nigerian-miltant-group [diakses pada tangal 30 November 2014]
15. Suleiman, Frist, dan Abayomi,
Decoding Boko Haram: The Regional Ambitions and Permutations, NewsRescue,
tersedia pada situs: htp:/newsrescue.com/decoding-boko-haram-
regional-ambitions-permutations/#axz2nSg1XZUQ [diakses pada tangal 30 November
2014]
16. Verini, “Perang Berebut Nigeria”,
hal. 103-104.
17. Verini, “Perang Berebut Nigeria”,
hal. 104.
[1]James J. F. Forest, 2012,
Confronting the Terorism of Boko Haram in Nigeria, dalam JSOU Report, hal. ix
[2] Total, t.t, About Nigeria,
tersedia pada situs:
htp:/www.ng.total.com/01_about_nigeria/0101_about_nigeria.htm (diakses pada
tangal 30 November 2014)
[3] Hamza Suleiman, Gary Frist, dan
Lekan Abayomi, 2012, Decoding Boko Haram: The Regional Ambitions and Permutations,
tersedia pada situs: htp:/newsrescue.com/decoding-boko-
haram-regional-ambitions permutations/#axz2nSg1XZUQ (diakses pada tangal 30
November 2014
[4]Forest, Confronting the Terorism
of Boko Haram in Nigeria, hal. 1
[5]Forest, Confronting the Terorism
of Boko Haram in Nigeria, hal. 2
[6] Laura Ploch, 201, hal. 4 dalam
Nathaniel Mani, 2012, Boko Haram: A Threat to African and
Global Security, Global Security Studies, Fal 2012,
Vol. 3, Isue 4, hal. 4-45
[7] Mathew Bey dan Sim Tack, 2013,
“The Rise of a New Nigerian Miltant Group”, Security Wekly, Stratfor Global
Inteligence, tersedia pada situs: htp:/www.stratfor.com/wekly/rise-new-
nigerian-miltant-group [diakses pada tangal 30 November 2014]
[8] Suleiman, Frist, dan Abayomi,
Decoding Boko Haram: The Regional Ambitions and Permutations, NewsRescue,
tersedia pada situs: htp:/newsrescue.com/decoding-boko-haram-
regional-ambitions-permutations/#axz2nSg1XZUQ [diakses pada tangal 30 November
2014]
[9] Suleiman, Frist, dan Abayomi,
Decoding Boko Haram: The Regional Ambitions and Permutations, NewsRescue,
tersedia pada situs: htp:/newsrescue.com/decoding-boko-haram-
regional-ambitions permutations/#axz2nSg1XZUQ [diakses pada tangal 30 November
2014]
[10] Verini, “Perang Berebut
Nigeria”, hal. 103-104.
[11] Verini, “Perang Berebut
Nigeria”, hal. 104.
[12] 0 Felipe Pathe Duarte, 201,
“Maghrebian Miltant Maneuvers: AQIM as a Strategic Chalenge”, dalam Center for
Strategic and International Studies, tersedia pada situs:
htp:/csis.org/publication/maghrebian-miltant-maneuvers-aqim-strategic-chalenge,
dalam Commite on Homeland Security of US House of Representative, 2013, Boko
Haram: Growing Threat o the U.S. Homeland, hal. 20
[13] Joe Brock, 2012, Special Report:
Boko Haram-betwen Rebelion and Jihad, Reuters. Tersedia pada situs:
htp:/www.reuters.com/article/2012/01/31/us-nigeria
bokoharamidUSTRE80U0LR20120131, dalam Commite on Homeland Security of US House
of Representative, 2013, Boko Haram:
Growing Threat o the U.S. Homeland, hal. 21
[14] Committe on Homeland Security of
US House of Representative, 2013, Boko Haram: Growing Threat to the U.S.
Homeland, hal. 21
[15] William Davison dan Maram Mazen,
2013, “Nigeria’s Boko Haram Members Trained in Mali, Minister Says”, Bloomberg,
tersedia pada situs: http://www.bloomberg.com/news/2013-01-
25/nigeria-s-bokoharam-members-trained-in-mali-minister-says.html, dalam
Committe on Homeland Security of US House of Representative, 2013, Boko
Haram: Growing Threat to theU.S. Homeland, hal. 21
[16] Joe Brock, 2012, “Special
Report: Boko Haram-between Rebellion and Jihad”, dalam Reuters, tersedia pada
situs: http://www.reuters.com/article/2012/01/31/us-nigeria
bokoharamidUSTRE80U0LR20120131,
dalam Committe on Homeland Security of US House of Representative, 2013, Boko
Haram: Growing Threat to the U.S. Homeland, hal. 22
[17]http://www.reuters.com/article/2012/01/31/us-nigeria
bokoharamidUSTRE80U0LR20120131. diakses 30 November 2014
Berpikir Kedepan Tapi JASMERAH
MH
0 komentar:
Posting Komentar